Anniversary ke-4 Komunitas Jaga Ginjal Indonesia (JGI) Gelar Seminar Kesehatan
Jakarta – Komunitas Jaga Ginjal Indonesia (JGI) menggelar seminar kesehatan dengan topik “Perawatan Luka Pasien HD dan CAPD,” sebagai pembicara Ns.Siti Anisah, S.Kep, M.Kep, ETN yang di laksanakan bertempat di Lantai 5 Gedung Muhammadiyah, Jl. Kramat Raya No.49, RT.3/RW.4, Kramat, Kecamatan Senen, Kota Jakarta Pusat, Sabtu, (25/10/2025) Pagi.
Seminar kesehatan tersebut digelar dalam rangka Anniversary nya yang ke 4 (empat), selain itu didalam rangkaian acara Anniversary tersebut juga diwarnai dengan edukasi Plester untuk pasien HD dan CAPD dari Leukoplast, Pemberian donasi oleh Essity dan Watsons ke komunitas Jaga Ginjal Indonesia (JGI), lalu ada Bazzar UMKM, Games, Doorprize, dan Prices.
Komunitas Jaga Ginjal Indonesia (JGI) sendiri merupakan komunitas gerakan sosial peduli kesehatan ginjal dan penyintas gagal ginjal kronis yang dideklarasikan pada tanggal 17 Oktober 2021 dan selalu aktif dalam memberikan edukasi tentang kesehatan ginjal (preventive) , edukasi bagaimana meningkatkan kualitas hidup pasien, juga mengusahakan modal kerja bagi para pasien atau pendamping untuk membuka usaha kecil menengah (UMKM).
“Kami dari Pemerintah Kota Depok mengucapkan selamat ulang tahun pada komunitas JGI, pasien-pasien penderita gagal ginjal, deteksi dini adalah saling bantu dan saling bahu, dan ini luar biasa membuat semangat para penderita, JGI berperan untuk mengedukasi lebih luas supaya ada pencegahan dari penyakit ginjal dan deteksi dari penyakit ginjal,”ujar dr. Yuliandi, M.Kes, Seketaris Dinas Kesehatan Kota Depok.
Ketua Komunitas Jaga Ginjal Everino Piter Therick saat ditemuai awak media saat di sela sela acara menyampaikan bahwa sebenarnya kegiatan yang dilaksanakan tersebut dalam rangka ulang tahun Jaga ginjal Indonesia yang keempat.
“Kita mengadakan seminar tentang perawatan luka buat pasien cuci darah, sama pasien CAPD, karena hal ini jarang diangkat, padahal ini yang sangat menentukan, ada orang yang meninggal karena infeksi luka ini, sebagai pembicara perawat senior, biar temen-temen pasien cuci darah dan di HD ini lebih di edukasi, Jadi mereka tahu cara merawat luka, pasien umum pun juga boleh di sini, karena ada beberapa plester produk dari sponsor ini sangat bagus,”tutur Everino Piter Therick.
“Ini fokusnya pada empat pilar, kita ada yang memberikan edukasi, memberikan motivasi, memberikan donasi, sama advokasi untuk pasien dan pendamping pasien gagal ginjal dan menjadi member dari jaga gejala Indonesia, itu artinya kita tetap komitmen untuk support,”terangnya.
“Kalau jumlah anggotanya sendiri, kami paling jauh itu ada di Palembang dan Jawa, yang paling jauh di Jawa, kami mentok di Surabaya, Malang, Jogja, Semarang, Bandung dan Jabodetagor,”ujar Everino Piter Therick, Sabtu, (25/10/2025).
Saat ditanya kegiatan rutin apa yang dilakukan oleh Komunitas Jaga Ginjal Indonesia (JGI) dalam membantu pasien Gagal Ginjal, Everino Piter Therick mengatakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan JGI adalah bagi-bagi telur.
“Bagi-bagi telur itu edukasinya adalah sumber protein, salah satu yang termurah adalah telur, jadi kalau banyak obat-obatan dan segala macam kan mahal, jadi kita membagi-bagi telur itu ke beberapa Rumah Sakit, tujuannya sekalian memberikan edukasi,”ucapnya.
Everino Piter Therick juga mengatakan sumber dana dari kegiatan sosial bagi pasien gagal ginjal dan cuci darah tersebut berasal ada dari Sponsor dan ada juga dari dana pribadi anggota dan pengurus JGI sendiri.
“Dananya dari sponsor atau dari komunitas sendiri, ada juga dari uang uang pribadi kita, jadi itulah dua sumber dana kita, baik dari pengurus atau founder, maupun dari kita sendiri,”tandasnya.
Sedangkan ditempat yang sama Ns.Siti Anisah, S.Kep, M.Kep, ETN yang merupakan perawat khusus luka terutama luka dari pasien HD dan CAPD dari Rumah Sakit RSPAD menjelaskan bahwa seminar ini tujuannya untuk memberikan edukasi atau pengetahuan, kepada para pasien-pasien gagal ginjal yang menjalani cuci darah mandiri melalui alat yang disebut dengan CAPD atau cuci darah.
“Kita memberitahu atau mengedukasi supaya alat yang digunakan untuk pasien tersebut berguna dengan baik, tidak terjadi resiko, Edukasi ini sangat penting, karena untuk pasien-pasien yang tidak melakukan atau mengerjakan perawatan akan resiko terjadi infeksi, bila resikonya infeksi tentu alat itu tidak bekerja dengan baik, dengan segala resikonya makanya pencegahan kita lakukan dengan pendidikan kesehatan,”kata Ns.Siti Anisah, S.Kep, M.Kep, ETN.
“Pesan saya adalah tetap semangat pasien yang sedang menjalani cuci darah dengan CAPD untuk merawat, agar tidak terjadi resiko infeksinya,”tandasnya.
